Sisa makanan, daun, dan kotoran hewan yang sering dianggap sebagai masalah lingkungan, memiliki potensi yang signifikan untuk dikonversi menjadi pupuk kompos. Pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos menjadi solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir tetapi juga memberikan manfaat bagi tanah dan pertanian.
Klaten (3/8/2024) Mahasiswa Tim II KKN Desa Majegan 2023/2024 melaksanakan program multidisiplin pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos. Program kerja tersebut kolaborasi dari program studi peternakan, agroekoteknologi, farmasi, hukum, ilmu komunikasi, bahasa dan kebudayaan jepang, informasi dan humas, akuntansi, serta administrasi bisnis.
Proses pembuatan pupuk organik melibatkan beberapa tahap, mulai dari pengumpulan limbah organik, pengomposan, hingga pengemasan. Setiap mahasiswa berperan aktif sesuai dengan keahliannya. Mahasiswa Peternakan dan Agroekoteknologi bertanggung jawab dalam pemilihan bahan baku dan proses pengomposan. Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Informasi dan Humas bertanggung jawab dalam kampanye pentingnya pengolahan limbah organik. Mahasiswa Hukum memberikan informasi mengenai pasal yang berlaku dari membuang sampah secara sembarangan. Mahasiswa Farmasi memberikan penyuluhan mengenai pencegahan penyakit menular dengan pengolahan limbah organik. Mahasiswa Administrasi Bisnis menjelaskan potensi pupuk kompos sebagai ide usaha. Mahasiswa Akuntansi menentukan nilai jual dari pupuk kompos, sedangkan mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang memberikan penyuluhan mengenai budaya jepang dalam pengelolaan sampah.
Tim KKN Undip desa Majegan berharap kegiatan ini tidak hanya menambah pemahaman dari bapak/ibu hadirin mengenai pentingnya mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat, namun juga menjadi langkah awal dalam pengurangan sampah organik di desa Majegan, serta menjadi suatu ide usaha bagi masyarakat.
Editor: Surya Hilmy Ramadhan